Minggu, 29 November 2015

Perawatan Luka

silahkan lihat video pembelajaran perawatan luka secara mandiri disini

Video Fraktur

salah satu tugas komputerisasi yang masih banyak kekurangan didalamnya, mohon dimaklumi ya :)

Profil UMS

Profil UMS
video ini berisi tentang institusi kami. video ini adalah salah satu tugas komputerisasi keperawatan yang wajib kami buat. 
video ini tidak untuk disalahgunakan ya :)  

Minggu, 22 November 2015

Akal dan Wahyu dalam Perspektif Tujuan Manusia



BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Manusia merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah yang diberi kelebihan berupa akal dan bahkan wahyu. Tanpa adanya akal manusia tidak akan bisa hidup dengan baik bahkan (mungkin) manusia tidak dapat bertahan hidup. Tanpa akal manusia tidak dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan makhluk hidup yang lainnya, tidak dapat mengetahui bagaimana terjadinya kehidupan dan tidak dapat mengetahui apa saja yang ada didalamnya.
Oleh karena itu manusia diberi akal agar dapat mengetahui bagaimana adanya kehidupan ini selain itu dengan akal juga dapat melahirkan ilmu-ilmu yang ada sampai sekarang
.
B.   RUMUSAN MASALAH
1.       Apa Pengertian Akal dan Wahyu ?
2.         Bagaimana Akal dan Wahyu dalam Al-Quran ?
3.         Bagaimana Akal dan Wahyu dalam Perspektif Tujuan Manusia ?

C.   TUJUAN
Adapun tujuan ditulisnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1.        Mengetahui apa itu Akal dan Wahyu.
2.        Mengetahui bagaimana pandangan Akal dan Wahyu dlam Al-Quran.
3.        Mengetahui hubungan Akal dan Wahyu dalam perspektif tujuan manusia.

D.   MANFAAT
Penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang akal dan wahyu baik dalam Al-Quran maupun dalam perspektif tujuan manusia.


BAB II
PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN AKAL DAN WAHYU
1.      Akal
Akal berasal dari bahasa Arab yaitu Al-‘aql yang secara bahasa berarti pengikatan dan pemahaman terhadap sesuatu. Pengertian lain dari akal adalah daya pikir (untuk memahami sesuatu), kemampuan melihat cara memahami lingkungan, atau merupakan kata lain dari pikiran dan ingatan. Dengan akal, dapat melihat diri sendiri dalam hubungannya dengan lingkungan sekeliling, juga dapat mengembangkan konsepsi-konsepsi mengenai watak dan keadaan diri kita sendiri, serta melakukan tindakan berjaga-jaga terhadap rasa ketidakpastian yang esensial hidup ini (Anonim A, 2013). Kata al-‘Aqlu sebagai mashdar (akar kata) juga memiliki arti nurun ruhaniyyun bihi tudriku al-nafsu ma la tudrikuhu bi al- hawas, yaitu cahaya ruhani yang dengannya seseorang dapat mencapai mengetahui sesuatu yang tidak dapat di capai oleh indra. Al-‘aql juga di artikan sebagai Al-‘qalb, hati nurani atau hati sanubari. Sedangkan kata al-‘aqil (bentuk pelaku, isim fa’il) sering digunakan untuk menyebutkan manusia, karena manusialah yang berakal (Santoso dkk, 2013 : 4).
Menurut tinjauan Al Qur’an akal adalah Hujjah atau dengan kata lain merupakan anugerah Allah SWT. Yang cukup hebat dengannya manusia dibedakan dari mahluk lain. Akal juga merupakan alat yang dapat menyampaikan kebenaran dan sekaligus sebagai pembukti dan pembeda antara yang haq dan yang bathil, serta apa yang ditemukannya dapat dipastikan kebenarannya, asal saja persyaratan-persyaratan fungsi kerjanya dijaga dan tidak diabaikan (Anshori A, 2013).
2.      Wahyu
Wahyu berasal dari bahasa arab Al-Wahy. Kata ini memiliki arti suara, api, dan kecepatan. Al-wahyu juga sering diartikan dengan bisikan, isyarat, tulisan dan kitab. Oleh karena itu, wahyu dipahami sebagai pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat.
Kata wahyu dan tashri (penisbahan)-nya, baik balam bentuk fi’il madhi maupun dalam bentuk mashdar-nya.dilihat dari segi maknanya dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. Wahyu dalam arti firman Allah yang disampaikan kepada Nabi dan Rasul-Nya,yang berupa risalah atau kitab suci.
2. Wahyu dalam arti firman (pemberitahuan)Allah kepada Nabi dan Rasul-N untuk mengantisipasi kondisi dan tantangan tugasnya.
3. Wahyu dalam arti instink atau nurani atau potensi dasar yang diberikan Allah kepada makhluknya.
4. Wahyu dalam arti pemberi ilmu dan hikmah.
5. Wahyu dalam arti ilham atau petunjuk Allah kepada manusia dalam bentuk intuisi atau inspirasi dan bisikan hati.

B.   AKAL DAN WAHYU DALAM AL-QUR’AN
Adapun ayat-ayat yang berkaitan dengan Akal dan Wahyu dalam Al-Quran adalah sebagai berikut :
1.      Qur’an Surat Al-Baqaroh ayat 75
فَتَطْمَعُونَ أَن يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلاَمَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِن بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ "Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?(Q.S.al-Baqaroh/2:75).
2.      Qur’an surat al-Hajj ayat 46
“maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.”(Q.S.al-Hajj/22:46).
3.      Qur’an surat al-Baqaroh ayat 242
كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
 “Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya (hukum-hukum-Nya) supaya kamu memahaminya.”(Q.S.al-Baqaroh/2:242).
4.      Qur’an surat al-Ankabut ayat 43
“Demikianlah perumpamaan-perumpamaan kami buat bagi manusia tetapi yang dapat memahaminya hanyalah orang-orang yang mengetahui”(Q.S.Al-Ankabut/29:43).
5.      Qur’an surat al-Nisa ayat 163
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.”(Q.S.al-Nisa’/4:163)
6.      Qur’an surat al-Nahl ayat 68
Dan Tuhamu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohonkayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia." (Q.S.Al-Nahl.16: 68)
7.      Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 39
"Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Rabb kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan ilah yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka, dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah)”.(Q.S.al-Israa’.17:39)

C.   AKAL DAN WAHYU DALAM PERSPEKTIF TUJUAN MANUSIA
Dalam kajian filosofis, subjek yang mencipta segala yang ada (maujudat) disebut Tuhan, sementara segala yang ada sebagai objek penciptaan-Nya disebut alam. Alam merupakan tanda-tanda Tuhan. Al-Qur’an sebagai firman Allah menyebutkan: Akan kami tunjukkan tanda-tanda Kami di jagat raya dan di dalam diri mereka sendiri (manusia) [QS Fushshilat (41):53]. Di ujung ayat, disebutkan secara tidak langsung adanya manusia. Manusia adalah salah satu makhluk (ciptaan) Tuhan yang ada di alam (semesta) ini. Dengan demikian, manusia menduduki posisi unik antara alam dan Tuhan, yang memungkinkan dirinya berkomunikasi dengan keduanya (Kartenegara,2002:137). Dengan posisinya yang unik itu, manusia diciptakan Tuhan bukan tanpa tujuan. Adapun tujuan diciptakannya manusia adalah untuk mentaati perintah Allah SWT.
1.      Proses Penciptaan Manusia
Dalam surah al-mu’minun ayat 12 - 14 telah di tegaskan tentang proses penciptaan manusia secara lengkap, Allah berfirman  “Dan sesungguhnya, kami telah menciptakan manusia dari sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian, kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik” ( QS. Al Mu’minun : 12 – 14). Penjelasan ayat : Allah SWT menciptakan manusia dari saripati tanah. Artinya Allah SWT menciptakan manusia berasal dari seorang laki-laki dan perempuan, keduanya mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan dan hewan yang juga memperoleh makanan dari tanah. Sari pati makanan yang dimakan oleh kedua orang tua kita mejadi sperma dan sel telur. Hasil pembuahan menjadi segumpal darah dan yang selanjutnya menjadi segumpal daging hingga tulang belulang yang dibungkus daging. sesudah itu, Allah menciptakan anggota-anggota badan dan menyusun menjadi makhluk yang berbentuk seorang bayi manusia. Air mani yang berasal dari saripati tanah, juga mengandung makna bahwa manusia pada akhirnnya akan kembali pada tempatnya semula, yaitu tanah. Tanah yang dimaksud adalah liang lahat. Artinya manusia berasal dari tanah, dan akan kembali tinggal meyatu dengan tanah (Rizal Muhammad F, 2013).

2.      Manusia sebagai Puncak (Tujuan Akhir) Penciptaan Alam.
Dalam konteks tujuan akhir penciptaan alam, maka seluruh isi alam adalah untuk manusia, ibarat seluruh akar, batang dan daun pisang dipersiapkan untuk buahnya. Apabila mau direnungkan, bukankah apa saja yang ditemukan di dunia ini adalah untuk manusia? Tentang ini, sebuah hadist qudsi menyatakan: “Lau laka wa lan laka, ma khalaqtu al- alama kullaha” (“Kalau bukan karenamu, tidak akan Kuciptakan alam semesta ini seluruhnya”). Al-Qur’an sendiri menyebutkan: “Dialah (Tuhan) yang menjadikan segala apa yang ada di bumi untukmu.” [QS Al-Baqarah (2):29].
Sedangkan dalam konteks puncak penciptaan alam, manusia secara biologis adalah makhluk yang paling lengkap dan paling canggih. Dalam pengertian mengandung semua unsur yang ada, mulai dari unsur-unsur mineral, tumbuh-tumbuhan, hewan, hingga unsur-unsur khas manusia itu sendiri yang merupakan daya-dayanya yang istimewa.
Hal ini kembali ke contoh Bumi ibarat buah, melalui bijinya, yang terkandung di dalamnya semua unsur pohon yang melahirkannya, seperti akar, batang, dahan, ranting dan daun. Karena itulah, manusia sering disebut juga sebagai mikrokosmos (dunia kecil) yang di dalam dirinya terkandung semua unsur dalam kosmos. Mengandung unsur mineral, dapat diartikan bahwa manusia memiliki daya atomik. Mengandung unsur tumbuh-tumbuhan berarti bahwa manusia memiliki daya-daya nabati, yaitu makan (nutrition, al-ghadziyah), tumbuh (growth, al-munmiyah), dan berkembang biak (reproduction, al-muwallidah). Mengandung unsur-unsur hewan berarti bahwa manusia memiliki daya-daya hewani, yaitu penginderaan (sense perception, al-mudrikah) dan gerak (locomotion, al-muharrikah). Khusus tentang penginderaan, Ibnu Sina, seorang pemikir Islam klasik, memperkenalkan indera-indera batin di samping indera-indera lahir yang kita kenal; kebetulan ada lima, sehingga dapat disebut panca indera. Kelima indera batin itu adalah (1) indera bersama (common sense, al-hiss al-musyatarak); (2) daya retentive (al-khayal), kemampuan untuk merkam bentuk-bentuk lahiriah; (3) daya imajinasi (al-mutkhayyilah), kemampuan untuk menggabungkan secara mental berbagai bentuk fisik sehingga menghasilkan bentuk yang unik, yang mungkin tidak ditemui dalam dunia nyata, seperti kuda terbang; (4) daya estimatif (al-wahmiyah), kemampuan untuk menilai sebuah objek dari sudut manfaat atau bahayanya; dan (5) daya memori (al-hafizhah), kemampuan menyimpan data baik yang empiris maupun non-empiris (Nasution, 1973: 30-31; dan Kartanegara, 2002:49).
Adapun unsur khas manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk lain adalah akal. Secara fungsional, akal terbagi dalam dua daya yaitu : kemampuan kognitif atau teoritis, dan kemampuan manajerial atau praktis. Cara akal mengabstraksikan makna dari data-data inderawi adalah dengan mengelompokkan data-data inderawi yang masuk dalam kategori-kategori tertentu, sehingga menghasilkan konsep-konsep yang universal.
Manusia sebagai puncak atau tujuan akhir penciptaan alam dengan daya-daya yang dimilikinya sebagaimana dijelaskan di atas disempurnakan Allah dengan dikaruniai sesuatu yang bersifat rohani, yang menjadikan manusia bukan hanya makhluk fisik, melainkan juga makhluk spiritual. Wahyu merupakan sabda atau firman Allah yang disampaikan kepada manusia yang menjadi pilihan-Nya (yang telah mencapai tinggkat kesempurnaan, disebut Al-Insan Al-Kamil, yaitu Nabi atau Rasul) untuk terus disampaikan kepada manusia lainnya sebagai pegangan dan panduan hidup.

3.      Tujuan Penciptaan Manusia
Setiap penciptaan pasti memiliki tujuan. Robot di program untuk mematuhi setiap perintah pembuatnya, begitu juga manusia yang diciptakan untuk beribadah mematuhi setiap perintah-Nya dan menjahui semua larangan-Nya. Seperti firman Allah dalam Al-Quran surat Adz Dzaariat ayat 56. وَمـَﺎﺨَلََقْـتُﺍُلْجِنَّ وَٱﻹِْ ﻨﺲَ ﺇِﻵَ ﻟِڍـَﻌْﺐۥدۥونِِ “Dan tidak Ku-ciptakan jin dan manusia melainka untuk menyembah kepada-Ku.” Misi penciptaan manusia adalah untuk penyembahan kepada sang pencipta, Allah SWT. Pengertian penghambaan kepada Allah tidak boleh diartikan secara sempit dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam sholat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia kepada hukum-hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi ini, baik yang menyangkut hubungan vertical maupun horizontal (Febrina, 2011).
Selain itu manusia juga di berikan tugas oleh Alloh untuk menjadi khalifah di muka bumi, sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Allah dalam firmannya pada al-Qur’an surat al-Baqaroh ayat 29-30 yang berbunyi : هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ "Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu (manusia), dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." – (QS.2:29) "Ingatlah, ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi'. Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu, orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih, dengan memuji Engkau, dan mensucikan Engkau'. Rabb berfirman: 'Sesungguhnya, Aku mengetahui, apa yang tidak kamu ketahui'." – (QS.2:30)” Untuk melaksanakan fungsi khalifahnya ini, manusia telah diberi anugerah oleh tuhan dengan dua buah hadiah yang sangat istimewa, yaitu ilmu pengetahuan (‘Ilm) dan kebebasan memilih (Ikhtiyar) (Kartanegara, 2002: 138). Dan untuk menerima kedua hadiah itu, manusia telah dilengkapi di dalam drinya sarana atau piranti, berupa akal dan fasilitas lain di luar dirinya, berupa wahyu Tuhan yang diturunkan kepada manusia yang telah mencapai tingkat kesempunaan (al-insan al-kamil) yang dalam bentuk kongkretnya diwakili oleh nabi Muhammad s.a.w (Santoso dkk, 2013 : 24 - 25). Maka jelaslah kesatuan manusia dan alam semesta ini dapat terjaga dengan baik jika manusia dapat menjalankan fungsi kekhalifahannya dimuka bumi ini. Manusia dibekali akal selain naluri yang membedakan dengan hewan. Dan akal pula yang sering kali membuat manusia memiliki agenda sendiri ketika melakukan penciptaan, bahkan tak jarang bertentangan dengan misi penciptaan dirinya. Islam merupakan sistem hidup yang tidak memisahkan antara kehidupan dunia dan akhirat. Apa yang kita lakukan di dunia menjadi rujukan dimana kelak Allah SWT akan menempatkan kita, surge atau neraka. Para seniman, budayawan muslim, serta para ulama yang dimotori oleh Djamaludin Malik menyatakan, bahwa yang disebut dengan kebudayaan, kesenian Islam ialah manivestasi dari rasa, cipta dan karsa manusia muslim dalam mengabdi kepada Allah untuk kehidupan umat manusia (Febrina, 2011).

















BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Simpulan dari penjelasan-penjelasan dan ayat yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia diciptakan Allah dari setetes air yang hina, lalu dalam tahapan yang cukup panjang terbentuklah tulang, daging, wajah dan struktur tubuh yang lengkap dalam tubuh ibu, lalu ditiupkan ruh kedalam tubuh tersebut dan hiduplah seorang manusia yang sempurna. Allah menganugerahkan kepada manusia yaitu berupa akal dan wahyu yang nantinya digunakan oleh manusia untuk memenuhi tugas-tugasnya di dunia. Akal dan wahyu merupakan suatu hal yang sangat di butuhkan oleh manusia untuk memenuhi tugas-tugasnya. Kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya adalah memiliki akal yaitu untuk berfikir dan wahyu yang langsung turun dari Allah sebagai penyeimbang dari akal.
Manusia tidak diciptakan tanpa sebab. Allah menciptakan manusia dengan dibebani beberapa tugas yaitu : menjadi hamba dan menjadi khalifah dimuka bumi. Untuk menjadi khalifah tersebutlah Allah melengkapi manusia dengan akal dan wahyu agar bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Akal dan wahyu dalam islam memiliki kedudukan yang sama pentingnya dimana wahyu sebagai cahaya untuk membimbing akal menuju jalan kebenaran.

B.   SARAN
Sebagai manusia yang diciptakan Allah lebih sempurna dari makhluk lainnya kita wajib menjalankan perintah Allah sebagaimana mestinya. Wajib mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Alangkah baiknya jika kita saling tolong menolong, saling menghormati dan saling menghargai antara satu dengan yang lainnya. Selain itu sebagai manusia kita juga harus menjaga lingkungan dan menyayangi makhluk hidup lainnya (hewan dan tumbuhan).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim A. 2013. Akal. (Online) id.wikipedia.org/wiki/Akal . Diakses pada Rabu 14 Oktober 2015.
Anshori A. 2013. Konsep Akal dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah.(Online) http://mpiuika-2013.blogspot.com/2013/10/konsep-akal-dalam-al-quran-dan-sunnah.html. Diakses pada Rabu 14 Oktober 2015.
http://ephacunk.blogspot.co.id/2011/03/akal-wahyu.html. Diakses pada Minggu 25 Oktober 2015.
Kartanegara, Mulyadhi. 2002. Menembus Batas Waktu: Panorama Filsafat Islam. Bandung: Mizab.
Rizal Muhammad F. 2013. Qs. Al-Mu’minun ayat 12-14 Tentang Manusia dan Tugasnya Sebagai Khalifah Di Bumi. (Online) http://note-student.blogspot.com/2013/06/qs-al-muminun-ayat-12-14-tentang.html.Di akses pada Minggu 25 Oktober 2015.
Santoso Fattah, M.A. dkk. 2013. Studi Islam 3. Surakarta: (LPIK) Universitas Muhammadiyah Surkarta.

Makalah Fraktur



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam taraf halusinasi menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat /mobilitas masyarakat yang meningkat otomatisasi terjadi peningkatan penggunaan alat-alat transportasi /kendaraan bermotor khususnya bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan. Sehingga menambah “kesemrawutan” arus lalu lintas. Arus lalu lintas yang tidak teratur dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor. Kecelakaan tersebut sering kali menyebabkan cidera tulang atau disebut fraktur. Menurut Smeltzer (2001 : 2357) fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Berdasarkan data dari rekam medik RS Soegiri di ruang Orthopedi periode Juli 2011 s/d Desember 2012 berjumlah 323 yang mengalami gangguan muskuloskletel, termasuk yang mengalami fraktur panggul atau pelvis presentase sebesar 5% dan fraktur femur sebesar 20%. Penanganan segera pada klien yang dicurigai terjadinya fraktur adalah dengan mengimobilisasi bagian fraktur adalah salah satu metode mobilisasi fraktur adalah fiksasi Interna melalui operasi Orif (Smeltzer, 2001 : 2361). Penanganan tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Komplikasi umumnya oleh akibat tiga fraktur utama yaitu penekanan lokal, traksi yang berlebihan dan infeksi.
B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian Fraktur?
2.      Etiologi Fraktur?
3.      Anatomi Fisiologi Fraktur?
4.      Patofisiologi Fraktur?
5.      Pathway?
6.      Manifestasi Klinis?
7.      Pemeriksaan Penunjang?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian fraktur.
2.      Mengetahui etiologi fraktur.
3.      Mengetahui anatomi fisiologi fraktur.
4.      Mengetahui patofisiologi fraktur.
5.      Mengetahui pathway fraktur.
6.      Mengetahui manifestasi klinis.
7.      Mengetahui pemeriksaan penunjang.





BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A.    Definisi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon, kerusakan pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer, 2001). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem (Bruner & Sudarth, 2002).
Fraktur adalah patahnya tulang, yang biasanya dialami hewan kecil akibat kecelakaan, terjatuh dan luka (Bleby & Bishop, 2003). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Sjamsuhidayat, 2005).
B.     Etiologi
1.      Trauma langsung/ direct trauma
Yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut mendapat ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah tulang).
2.      Trauma yang tak langsung/ indirect trauma
Misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada pegelangan tangan.
3.      Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya fraktur bila tulang itu sendiri rapuh/ ada resiko terjadinya penyakit yang mendasari dan hal ini disebut dengan fraktur patologis.


4.      Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan
C.     Anatomi Fisiologi Fraktur
1.      Anatomi Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada ba intra-seluler. Tulang berasal dari embrionic hyaline cartilage yang mana melalui proses “Osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut “Osteoblast”. Proses mengerasnya tulang akibat penimbunan garam kalsium. Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, Tulang   dapat   diklasifikasikan   dalam   lima   kelompok   berdasarkan   bentuknya :
a.       Tulang panjang (Femur, Humerus)  terdiri dari batang tebal panjang yang disebut diafisis dan dua ujung yang disebut epifisis. Di sebelah proksimal dari epifisis terdapat metafisis. Di antara epifisis dan metafisis terdapat daerah tulang rawan yang tumbuh, yang disebut lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan. Tulang panjang tumbuh karena akumulasi tulang rawan di lempeng epifisis. Tulang rawan digantikan oleh sel-sel tulang yang dihasilkan oleh osteoblas, dan tulang memanjang. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat. Epifisis dibentuk dari spongi bone (cancellous atau trabecular). Pada akhir tahun-tahun remaja tulang rawan habis, lempeng epifisis berfusi, dan tulang berhenti tumbuh. Hormon pertumbuhan, estrogen, dan testosteron merangsang pertumbuhan tulang panjang. Estrogen, bersama dengan testosteron, merangsang fusi lempeng epifisis. Batang suatu tulang panjang memiliki rongga yang disebut kanalis medularisKanalis medularis berisi sumsum tulang.
b.      Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak teratur dan inti dari cancellous (spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
c.       Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri atas dua lapisan tulang padat dengan lapisan luar adalah tulang concellous.
d.      Tulang yang tidak beraturan (vertebrata) sama seperti dengan tulang pendek.Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang yang berdekatan dengan persediaan dan didukung oleh tendon dan jaringan fasial, misalnya patella (kap lutut).
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar-osteoblas, osteosit dan osteoklas. Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2% subtansi dasar (glukosaminoglikan, asam polisakarida) dan proteoglikan). Matriks merupakan kerangka dimana garam-garam mineral anorganik ditimbun. Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon (unit matriks tulang ). Osteoklas adalah sel multinuclear ( berinti banyak) yang berperan dalam penghancuran, resorpsi dan remosdeling tulang.
Osteon merupakan unik fungsional mikroskopis tulang dewasa. Ditengah osteon terdapat kapiler. Dikelilingi kapiler tersebut merupakan matriks tulang yang dinamakan lamella. Didalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi melalui prosesus yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak sejauh kurang dari 0,1 mm).
Tulang diselimuti dibagian oleh membran fibrous padat dinamakan periosteum. Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang paling dekat dengan tulang mengandung osteoblast, yang merupakan sel pembentuk tulang.
Endosteum adalah membran vaskuler tipis yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklast , yang melarutkan tulang untuk memelihara rongga sumsum, terletak dekat endosteum dan dalam lacuna  Howship (cekungan pada permukaan tulang).
2.      Fisiologi Tulang
Fungsi tulang adalah sebagai berikut :
a.       Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
b.       Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak, dan paru paru) dan jaringan lunak.
c.       Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).
d.      Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang belakang (hema topoiesis).
e.       Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.
D.    Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya 
Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur
    1.      Faktor Ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
     2.      Faktor Intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang.



E.     Pathway FrakturPathway


F.       
G.    Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna yang dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
  1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
  2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara alamiah (gerakan luar biasa). Pergeseran fragmen pada fraktur lengan dan tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun teraba) ektremitas yang bisa diketahui dengan membandingkannya dengan ektremitas normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot tergantung pada integritasnya tulang tempat melekatnya otot.
  3. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5 cm (1 sampai 2 inci).
  4. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. Uji krepitus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat.
  5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini biasa terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera.


Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap fraktur. Kebanyakan justru tidak ada pada fraktur linear atau fisur atau fraktur impaksi (permukaan patahan saling terdesak satu sama lain). Diagnosis fraktur bergantung pada gejala, tanda fisik, dan pemeriksaan sinar-x pasien. Biasanya pasien mengeluhkan mengalami cedera pada daerah tersebut.
H.    Pemeriksaan Penunjang
1.      X.Ray dilakukan untuk melihat bentuk patahan atau keadaan tulang yang cedera.
2.      Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
3.      Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
4.      CCT kalau banyak kerusakan otot.
5.      Pemeriksaan Darah Lengkap
Lekosit turun/meningkat, Eritrosit dan Albumin turun, Hb, hematokrit sering rendah akibat perdarahan, Laju Endap Darah (LED) meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas, Pada masa penyembuhan Ca meningkat di dalam darah, traumaa otot meningkatkan beban kreatinin untuk ginjal. Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi multiple, atau cederah hati.
I.       Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantuang pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:
1.      Pengumpulan Data
a.       Anamnesa
1)      Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
2)        Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:
a)      Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang menjadi faktor presipitasi nyeri.
b)      Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
c)      Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
d)     Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan  skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
e)      Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.
3)      Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain
4)      Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan memberi petunjuk berapa lama tulang tersebut akan menyambung. Penyakit-penyakit tertentu seperti kanker tulang dan penyakit paget’s yang menyebabkan fraktur patologis yang sering sulit untuk menyambung. Selain itu, penyakit diabetes dengan luka di kaki sanagt beresiko terjadinya osteomyelitis akut maupun kronik dan juga diabetes menghambat proses penyembuhan tulang
5)      Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik
6)      Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat
7)      Pola-Pola Fungsi Kesehatan
a)      Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
Pada kasus fraktur akan timbul ketidakutan akan terjadinya kecacatan pada dirinya dan harus menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu penyembuhan tulangnya. Selain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau tidak
b)      Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-harinya seperti kalsium, zat besi, protein, vit. C dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan tulang. Evaluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu menentukan penyebab masalah muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan terpapar sinar matahari yang kurang merupakan faktor predisposisi masalah muskuloskeletal terutama pada lansia. Selain itu juga obesitas juga menghambat degenerasi dan mobilitas klien.
c)      Pola Eliminasi
Untuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada pola eliminasi alvi. Sedangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak. Pola Tidur dan Istirahat
Semua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur.
d)     Pola Aktivitas
Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien menjadi berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu dikaji adalah bentuk aktivitas klien terutama pekerjaan klien. Karena ada beberapa bentuk pekerjaan beresiko untuk terjadinya fraktur dibanding pekerjaan yang lain
e)      Pola Hubungan dan Peran
Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. Karena klien harus menjalani rawat inap
f)       Pola Persepsi dan Konsep Diri
Dampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakutan akan kecacatan akibat frakturnya, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan body image)
g)      Pola Sensori dan Kognitif
Pada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu juga pada kognitifnya tidak mengalami gangguan. Selain itu juga, timbul rasa nyeri akibat fraktur
h)      Pola Reproduksi Seksual
Dampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena harus menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien. Selain itu juga, perlu dikaji status perkawinannya termasuk jumlah anak, lama perkawinannya
i)        Pola Penanggulangan Stress
Pada klien fraktur timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, yaitu ketidakutan timbul kecacatan pada diri dan fungsi tubuhnya. Mekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak efektif.
j)          Pola Tata Nilai dan Keyakinan
Untuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien

b.      Pemeriksaan Fisik
Dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata) untuk mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis). Hal ini perlu untuk dapat melaksanakan total care karena ada kecenderungan dimana spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam.
1)      Gambaran Umum
Perlu menyebutkan:
a)      Keadaan umum: baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda, seperti:
(1)   Kesadaran penderita: apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis tergantung pada keadaan klien.
(2)   Kesakitan, keadaan penyakit: akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada kasus fraktur biasanya akut.
(3)   Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun bentuk.
b)      Secara sistemik dari kepala sampai kelamin
(1)         Sistem Integumen
Terdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat, bengkak, oedema, nyeri tekan.
(2)         Kepala
Tidak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak ada penonjolan, tidak ada nyeri kepala.
(3)         Leher
Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek menelan ada.
(4)         Muka
Wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk. Tak ada lesi, simetris, tak oedema.
(5)   Mata
Terdapat gangguan seperti konjungtiva anemis (jika terjadi perdarahan)
(6)Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan.
(7)         Hidung
Tidak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung.
(8)         Mulut dan Faring
Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.
(9)         Thoraks
Tak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris.
(10)     Paru
(a)    Inspeksi
Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada riwayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru.
(b)   Palpasi
Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.
(c)    Perkusi
Suara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan lainnya.
(d)   Auskultasi
Suara nafas normal, tak ada wheezing, atau suara tambahan lainnya seperti stridor dan ronchi.
(11)     Jantung
(a)    Inspeksi
Tidak tampak iktus jantung.
(b)   Palpasi
Nadi meningkat, iktus tidak teraba.
(c)    Auskultasi
Suara S1 dan S2 tunggal, tak ada mur-mur.

(12)     Abdomen
(a)    Inspeksi
Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
(b)   Palpasi
Tugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba.
(c)    Perkusi
Suara thympani, ada pantulan gelombang cairan.
(d)   Auskultasi
Peristaltik usus normal  20 kali/menit.
(13)     Inguinal-Genetalia-Anus
Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan BAB.
2)      Keadaan Lokal
Harus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal terutamamengenai status neurovaskuler (untuk status neurovaskuler  5 P yaitu Pain, Palor, Parestesia, Pulse, Pergerakan). Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah:
a)      Look (inspeksi)
Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain:
(1)   Cicatriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas operasi).
(2)   Cape au lait spot (birth mark).
(3)   Fistulae.
(4)   Warna kemerahan atau kebiruan (livide) atau hyperpigmentasi.
(5)   Benjolan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal yang tidak biasa (abnormal).
(6)   Posisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)
(7)   Posisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar periksa)
b)      Feel (palpasi)
Pada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dari posisi netral (posisi anatomi). Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi dua arah, baik pemeriksa maupun klien.
Yang perlu dicatat adalah:
(1)   Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit. Capillary refill time  Normal > 3 detik
(2)   Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedema terutama disekitar persendian.
(3)   Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainan (1/3 proksimal, tengah, atau distal).
Otot: tonus pada waktu relaksasi atau konttraksi, benjolan yang terdapat di permukaan atau melekat pada tulang. Selain itu juga diperiksa status neurovaskuler. Apabila ada benjolan, maka sifat benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap dasar atau  permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya.
c)      Move (pergerakan terutama lingkup gerak)
Setelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan dengan menggerakan ekstrimitas dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. Pencatatan lingkup gerak ini perlu, agar dapat mengevaluasi keadaan sebelum dan sesudahnya. Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajat, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dalam ukuran metrik. Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau tidak. Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif.
2.      Pemeriksaan Diagnostik
a.       Pemeriksaan Radiologi
Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah “pencitraan” menggunakan sinar rontgen (x-ray). Untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu AP atau PA dan lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus) ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang dicari karena adanya superposisi. Perlu disadari bahwa permintaan x-ray harus atas dasar indikasi  kegunaan pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai dengan permintaan. Hal yang harus dibaca pada x-ray:
1)      Bayangan jaringan lunak.
2)      Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau juga rotasi.
3)      Trobukulasi ada tidaknya rare fraction.
4)      Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.
Selain foto polos x-ray (plane x-ray) mungkin perlu tehnik khususnya seperti:
1)      Tomografi: menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur yang lain tertutup yang sulit divisualisasi. Pada kasus ini ditemukan kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur saja tapi pada struktur lain juga mengalaminya.
2)      Myelografi: menggambarkan cabang-cabang saraf spinal dan pembuluh darah di ruang tulang vertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma.
3)      Arthrografi: menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak karena ruda paksa.
4)      Computed Tomografi-Scanning: menggambarkan potongan secara transversal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.
b.      Pemeriksaan Laboratorium
1)      Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
2)      Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.
3)      Enzim otot seperti Kreatinin Kinase, Laktat Dehidrogenase  (LDH-5), Aspartat Amino Transferase (AST), Aldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang.


c.       Pemeriksaan lain-lain
1)       Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitivitas: didapatkan mikroorganisme penyebab infeksi.
2)       Biopsi tulang dan otot: pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi infeksi.
3)       Elektromyografi: terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.
4)       Arthroscopy: didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang berlebihan.
5)       Indium Imaging: pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang.
6)       MRI: menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.



BAB III
KESIMPULAN
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon, kerusakan pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang besar dari yang dapat diabsorbsinya



DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC. Jakarta
Carpenito, LJ. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC
Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Ircham Machfoedz, 2007. Pertolongan Pertama di Rumah, di Tempat Kerja, atau di Perjalanan. Yogyakarta: Fitramaya
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Smeltzer, S.C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.